Laman

Rabu, 04 Agustus 2010

Sudah Saatnya Kita Bangkit !!!

Oleh: Abu Muhammad Abdul Mu’thi Al-Maidani

Dalam kesempatan yang mulia ini, kita memanjatkan puji syukur kepada Allah yang masih menganugerahkan kepada kita, kesempatan untuk tetap mengecap nikmat Allah yaitu menuntut ilmu.
Sesungguhnya majelis-majelis Ahlus Sunnah yang dipenuhi oleh kaum muslimin dalam rangka menuntut ilmu tentang agama Allah, inilah yang ditakuti oleh musuh-musuh Islam. Karena majelis-majelis ilmu yang digelar oleh Ahlus Sunnah merupakan kelanjutan dari majelis-majelis
para nabi. Di sana diajarkan tentang wahyu Allah yang berupa Al Quran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga orang-orang yang keluar dari majelis-majelis ahlus sunnah mampu membawa pengetahuan tentang agama Allah, penambahan iman, dan kekuatan di dalam memegang As Sunnah. Maka lahirlah dari majelis-majelis ilmu ini orang-orang yang militan terhadap agama Allah.
Berkata Sahl bin Abdillah At Tusturi rahimahullah:
من أراد أن ينظرإلى مجالس الأنبياء فلينظرإلى مجالس العلماء
“Barangsiapa yang ingin melihat kepada majelis-majelis para nabi ‘alaihimus shalaatu was salaam, maka silahkan dia melihat kepada majelis-majelis para ulama”.
Apa yang menyebabkan majelis-majelis para ulama disamakan dengan majelis-majelis para nabi? Jawabannya, karena majelis-majelis itu sama-sama mengajarkan tentang agama dan hukum Allah. Oleh sebab itu musuh-musuh Islam sangat tidak senang dan selalu membuat makar siang malam agar para pemuda Islam tidak memenuhi majelis-majelis Ahlus Sunnah yang mengajarkan tentang Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.
Demikian pula ahlul bid’ah. Mereka punya andil besar dalam mengkaburkan dakwah Ahlus Sunnah. Mereka selalu menebarkan berbagai fitnah untuk menjauhkan para pemuda dari majelis-majelis ilmu yang digelar oleh Ahlus Sunnah. Mereka punya kepentingan, ambisi, dan tendensi tertentu yang mendorong mereka untuk melarikan para pemuda dari majelis-majelis Ahlus Sunnah. Sebab dengan keberadaan majelis-majelis Ahlus Sunnah, para pemuda Islam tidak lagi menghiraukan dakwah mereka, tidak lagi gampang dibodohi oleh mereka, dan tidak lagi mudah diperalat oleh mereka. Melalui majelis-majelis Ahlus Sunnah, mereka mendengarkan pelajaran-pelajaran tentang Al Quran dan Sunnah Rasulullah yang bersih dan lepas dari segala kefanatikan, lepas dari segala kepentingan, lepas dari segala nuansa politik yang kotor, dan segala ambisi para tokoh yang licik dan jahat. Inilah yang sesungguhnya menjadi momok bagi ahlul bathil baik dari kalangan orang-orang kafir maupun mubtadi’ah.
Amerika dan sekutunya sangat tidak senang terhadap dakwah Ahlus Sunnah. Maka seperti itu pula ahlul bid’ah. Tidak jauh kemungkinan bahwa berbagai aliran sesat dan menyimpang dari Islam yang murni, sengaja dipelihara oleh musuh-musuh Islam untuk menjauhkan para pemuda islam dari dakwah Ahlus Sunnah dan Sunnah Rasulullah. Tidak jauh kemungkinan bahwa yang membuat semakin keruh kondisi perpecahan, perselisihan, dan pertikaian dalam agama ini adalah andil dan campur tangan Amerika beserta sekutu-sekutunya yang memperalat ahlul bathil dan ahlul bid’ah untuk merusak dakwah Islam, sehingga para pemuda Islam disibukkan dengan berbagai aliran, pemahaman, dan pemikiran yang sesat lagi menyimpang. Sebagaimana hal ini, pernah dinyatakan oleh guru kami yang mulia As-Syaikh Muqbil Al-Wadi’I -semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas-.
Kita menandaskan perkara ini, dikarenakan orang-orang kafir tidak pernah diam dan rela terhadap kaum muslimin. Mereka mengerti bahwa sesungguhnya bahaya laten yang paling mengerikan adalah ketika para pemuda Islam mulai kembali mempelajari Al Quran dan As Sunnah dengan pemahaman salaful ummah. Mereka takut bila para pemuda islam kembali membongkar kitab-kitab para ulama terdahulu, seperti kitab-kitab Imam Malik, imam Syafi’i, imam Ahmad, imam Al-Bukhori, imam Muslim, dan para ulama yang lainnya. Mereka tidak ingin para pemuda islam kembali kepada generasi yang terdahulu. Padahal kebaikan itu sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam Malik rahimahullah:
لن يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح به أولها
“Tidak akan baik generasi akhir umat ini kecuali dengan perkara yang membuat baik generasi pendahulunya.”
Demi kepentingan merusak pemahaman Islam ditengah-tengah kaum muslimin, orang-orang kafir mendirikan berbagai sekolahan, lembaga pendidikan, dan perguruan tinggi,baik formal atau non formal, yang dengan sengaja mendalami Islam guna merusaknya. Mereka berhasil menguasai literatur-literatur Islam. Banyak manuskrip yang masih dalam bentuk tulisan tangan para ulama Ahlus Sunnah berada di negeri-negeri mereka dan dijaga ketat oleh mereka. tidak sembarang orang bisa mengambil dan memanfaatkannya. Bahkan jika kaum muslimin sendiri ingin menggunakan literatur-literatur itu terpaksa harus membayar kepada mereka. Itu pun hanya mendapatkan kopiannya saja. Padahal siapa yang lebih berhak terhadap referensi-referensi tadi?
Sekian banyak kitab para ulama Ahlus Sunnah berada di tangan mereka. Mereka berupaya mempelajari bidang-bidang disiplin keilmuwan Islam dan mendalami kitab-kitab para ulama Ahlus Sunnah. Mereka punya sekolah-sekolah, lembaga-lembaga pendidikan, dan perguruan-perguruan tinggi yang langsung mendidik kader-kader untuk mempelajari sekaligus merusak Islam. Mereka mempelajari Islam dengan harapan bisa membuat kekacauan, pengkaburan, dan pemahaman yang keliru terhadap Islam. Mereka mempelajari Al Quran dengan berbagai tafsirnya dan kitab-kitab hadits dengan berbagai penjelasannya. Setelah itu, mereka berusaha mencari perkara-perkara samar yang kira-kira bisa dipakai sebagai senjata makan tuan terhadap kaum muslimin. Syubhat-syubhat mereka yang tajam dengan gampang mampu menembus jantung-jantung kaum muslimin yang lemah iman dan ilmu agamanya.
Orang-orang yang masuk ke dalam sekolah-sekolah, lembaga-lembaga pendidikan, dan perguruan-perguruan tinggi mereka ini, akan lulus sesudah berstatus sebagai zindiq atau Munafik. Merekalah para orientalis yang merusak Islam. Subhanallah, ternyata mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah bila tidak dengan aqidah dan niat yang benar, tidak akan menggiring kepada hidayah Allah kecuali bagi siapa yang dirahmati oleh Allah.
Salah satu kisah yang menjadi pukulan berat dan telak atas musuh-musuh islam adalah peristiwa yang dialami oleh seorang ulama besar Ahlus Sunnah yang bernama Muhammad Khalil Harras rahimahullah. Insya Allah kebanyakan penuntut ilmu mengenal beliau walaupun melalui tulisan-tulisannya. Di antara karangan beliau adalah kitab “syarhul ‘Aqidatil Waasithiyyah” dan banyak lagi yang lainnya.
Sesungguhnya beliau rahimahullah adalah seorang profesor dalam bidang ilmu kalam, filsafat, di Universitas Al Azhar, Mesir. Beliau ditugaskan secara khusus oleh pembimbingnya untuk meneliti seluruh karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah yang membantah kebatilan filsafat ahlul kalam. sampai saat itu bahkan saat ini, bantahan syaikhul islam belum pernah terjawab oleh mereka. Syaikh Muhammad Kholil Harras karena kejeniusan dan kecerdasannya diminta untuk mempelajari kitab-kitab Syaikhul Islam, yang nantinya akan digunakan untuk menyerang kembali pemahaman-pemahaman yang diajarkan oleh syaikhul Islam. Maka beliau rahimahullah mulai mempelajari satu per satu dari kitab-kitab Syaikhul Islam.
Ternyata Allah berkehendak lain terhadap beliau. Allah takdirkan bahwa dengan mempelajari, mendalami, memeriksa dan meneliti kitab-kitab Syaikhul Islam rahimahullah, justru beliau mendapat petunjuk kepada kebenaran pemahaman Ahlus Sunnah. Akhirnya, beliau benar-benar mengetahui bagaimana kebenaran ahlus sunnah dalam bidang aqidah, manhaj, dan yang lainnya, terlebih khusus dalam masalah nama-nama dan sifat-sifat Allah. Sehingga Asy Syaikh Muhammad Khalil Harras rahimahullah kembali kepada jalan yang haq, dakwah Ahlus Sunnah, dan meninggalkan pemahamannya yang semula. Beliau mengikrarkan bahwa dirinya kembali kepada pemahaman yang dibawa oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, yaitu pemahaman Ahlus Sunnah yang berdasarkan Al Quran dan As Sunnah.
Beliau tinggalkan gurunya dan terus giat mempelajari serta meneliti kitab-kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, sampai akhirnya beliau dianggap sebagai ulama yang kokoh dan mapan dalam bidang aqidah secara khusus. Beliau sangat mengerti tentang pemahaman yang dikemukan oleh Syaikhul Islam, yang sekaligus merupakan madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam bidang aqidah, terlebih khusus mengenai nama-nama dan sifat-sifat Allah.
Selanjutnya beliau berpindah ke negara Saudi Arabia. Di negeri ini, lebih memungkinkan bagi beliau untuk mempelajari dan mengembangkan kemampuan ilmiah tentang pemahaman Ahlus Sunnah, sekaligus menyebarkan ilmu dan dakwah Ahlus Sunnah yang telah dibukakan oleh Allah kepada beliau.
Banyak karangan beliau dalam bidang aqidah dan rata-rata karya tulis beliau sangat baik. Diantaranya “Syarhul ‘Aqidatil Waasithiyyah”, yang selama ini selalu menjadi rujukan bagi para ulama dan penuntut ilmu dalam melihat pemahaman yang dimaksud oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya “Al ‘Aqidatul Waasithiyyah”. Kitab beliau yang lain yaitu syarh (penjelasan) terhadap “An-Nuuniyyah” karya Ibnul Qayyim rahimahullah. Disamping itu, beliau rahimahullah juga membuka majelis ilmu untuk mengajarkan aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Majelis ilmu yang beliau adakan mampu melahirkan ulama yang kokoh dalam bidang aqidah seperti beliau. Di antara murid-murid beliau yang terkenal dan dianggap sebagai salah seorang ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang mapan dalam bidang aqidah, yaitu Asy Syaikh Muhammad Aman Al Jami rahimahullah.
Demikianlah sesungguhnya majelis-majelis ilmu yang digelar oleh Ahlus Sunnah, ternyata sangat ditakuti oleh musuh-musuh Islam. Suatu hal yang masih saya ingat dari ucapan guru kami As-Syaikh Muqbil rahimahullah, di mana beliau tak jarang mengatakan kepada para muridnya: “Ya ikhwan, demi Allah, sesungguhnya Amerika dan sekutu-sekutunya tidak takut kepada tank-tank baja dan segala persenjataan yang kita miliki. Yang sangat ditakuti oleh musuh-musuh Islam adalah majelis-majelis ilmu yang seperti ini. Karena majelis-majelis ilmu ini yang akan melahirkan orang-orang yang mengerti tentang agama Allah, ikhlas, jujur, dan bersungguh-sungguh dalam memperjuangkannya”, atau sebagaimana yang diucapkan oleh beliau rohimahullah.
Adapun orang-orang yang selalu berteriak dengan yel-yel jihad. Padahal yang mereka maksud dengan jihad adalah memberontak atau kudeta terhadap pemerintah-pemerintah kaum muslimin dan mengacaukan stabilitas keamanan mereka. Demi Allah sesungguhnya mereka tidak ditakuti oleh musuh-musuh Islam. Tanpa mereka sadari, justru mereka telah menjadi jongos, kaki tangan, serta antek-antek bagi musuh-musuh Islam. Islam dan kaum muslimin sangat dirugikan dengan keberadaan mereka. Akibat aksi-aksi teror mereka yang arogan dan tidak sesuai dengan syariat islam di berbagai negeri, orang-orang kafir akan dengan gampang menjelek-jelekan Islam. “Coba lihat agama Islam yang haus akan darah. Coba lihat agama Islam yang selalu membuat kekacauan. Coba lihat kaum muslimin, mereka adalah para teroris”. Masih banyak lagi tuduhan-tuduhan keji yang dilemparkan kepada Islam dan kaum muslimin karena tindakan-tindakan bodoh dan gegabah yang mereka lakukan itu.
Sehingga di sebagian negara seperti Inggris, kita dapatkan seorang yang memiliki janggut panjang sampai ke dadanya, berorasi dengan menyuarakan “Jihad!! Jihad!!”, di televisi secara bebas. Tak ada pihak penguasa yang menghiraukan, menggubris, terlebih lagi menangkapnya. Hal itu terjadi berulang kali, sebagaimana yang diberitakan kepada saya oleh sebagian ikhwan salafi inggris yang insyaallah terpercaya. Inilah diantara indikasi yang menguatkan asumsi bahwa mereka itu justru menjadi jongos, kaki tangan, dan antek-antek bagi musuh-musuh Islam. Sebab musuh-musuh Islam mengetahui dengan baik bahwa yang dilakukan kaum pergerakan itu dapat merusak agama kaum muslimin dan tidak memperbaikinya.
Tetapi mereka, seperti pepatah orang kita, lempar batu sembunyi tangan. Mereka balik menuduh bahwa Ahlus Sunnah yang telah menjadi kaki tangan Amerika dan musuh terhadap dakwah Islam. Mereka mengatakan, “Sesungguhnya Ahlus Sunnah itu dibantu oleh Amerika atau dibantu oleh Israil”.
Na’uuzubillahi min zalik.
Ini pula yang disebut dalam pepatah arab yang artinya:
“Dia melemparku dengan penyakitnya kemudian dia berlalu”.
Oleh karena itu, hendaklah para pemuda dan pemudi islam menyadari kondisi ini. Sudah saatnya mereka bergegas utuk mempelajari islam yang benar dengan sumber yang terpercaya, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman Salaful Ummah. Marilah kita bangkit dari kelalaian, kelengahan, dan keteledoran kita selama ini. Hendaknya kita tinggalkan segala perkara yang tidak bermanfaat dan kesia-siaan. Singsingkan lengan baju kita untuk berjibaku dengan ilmu dan meninggalkan segala perdebatan yang tidak bermanfaat. Kita yakin sepenuhnya bahwa Allah akan membela agama dan para wali-Nya. Tak ada yang mampu membongkar kedok kebathilan kecuali hanya Allah, melalui kemapanan ilmu dan hujjah yang diberikan-Nya kepada orang-orang mulia dari para hamba-Nya. Dahulu para Salaf kita yang baik, menyingkirkan segala kesesatan dengan kekuatan ilmu dan hujjah bukan dengan kekuatan lisan semata. Akhirnya, kita memohon semoga Allah mengokohkan hati-hati kita diatas islam.
Wallahu a’lam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar